Rahasia “Gemerincing Sakral”: Mengungkap Keindahan dan Makna Lonceng Kaki dalam Tari Remo yang Bikin Penonton Terpana!
ideproperti.web.id - Tari Remo merupakan salah satu tarian tradisional khas Jawa Timur yang sarat dengan nilai-nilai keberanian, keanggunan, dan semangat perjuangan. Dalam setiap gerakannya yang gagah dan berirama cepat, terdapat satu elemen penting yang membuat Tari Remo semakin hidup: properti lonceng kaki. Bunyi gemerincing dari lonceng ini bukan sekadar hiasan, tetapi memiliki makna mendalam yang menjadi identitas kuat tarian ini. Mari kita bahas lebih dalam tentang properti lonceng kaki Tari Remo dan pesonanya yang memikat.
1. Lonceng Kaki: Properti Khas yang Tak Terpisahkan dari Tari Remo
Lonceng kaki atau dalam bahasa Jawa disebut binggel atau gongseng, adalah perhiasan kaki berbentuk deretan kecil lonceng logam yang diikatkan pada pergelangan kaki penari. Dalam Tari Remo, lonceng ini menjadi properti utama yang wajib digunakan oleh setiap penari.
Biasanya, binggel dibuat dari kuningan atau tembaga agar menghasilkan bunyi nyaring dan merdu ketika penari menghentakkan kaki. Suara gemerincing yang dihasilkan bukan hanya memperindah irama tari, tetapi juga menjadi alat musik tersendiri yang berpadu harmonis dengan gamelan pengiring.
2. Fungsi Artistik dan Ritmis dari Lonceng Kaki
Lonceng kaki dalam Tari Remo memiliki peran penting dalam menciptakan dinamika pertunjukan. Fungsinya tidak hanya sebagai pelengkap kostum, melainkan juga sebagai alat ritmis yang menegaskan tempo dan tenaga gerakan penari.
-
Penegas irama tari – Setiap hentakan kaki yang disertai bunyi lonceng menciptakan ritme khas yang selaras dengan tabuhan kendang dan gamelan.
-
Pemberi penekanan pada gerak – Suara lonceng membantu penonton mengikuti setiap gerakan penari dengan lebih jelas dan hidup.
-
Simbol semangat dan energi – Gemerincing lonceng menggambarkan semangat juang dan keberanian, sejalan dengan karakter Tari Remo yang gagah dan berwibawa.
Suara yang muncul dari lonceng juga menjadi ciri khas unik Tari Remo dibandingkan tarian tradisional lain di Indonesia, membuatnya mudah dikenali bahkan hanya dari bunyinya saja.
3. Proses Pembuatan Lonceng Kaki: Seni di Balik Bunyi
Pembuatan lonceng kaki bukan pekerjaan sembarangan. Pengrajin tradisional biasanya membuatnya secara manual dan presisi, agar setiap lonceng menghasilkan nada yang serasi. Dalam satu set binggel, terdapat puluhan hingga ratusan lonceng kecil yang diikatkan dengan tali kulit atau kain tebal.
Setiap penari memiliki jumlah lonceng berbeda, tergantung gaya dan kenyamanan. Semakin banyak lonceng yang digunakan, semakin nyaring bunyinya, tetapi juga semakin berat digunakan. Oleh karena itu, penari profesional harus memiliki kekuatan kaki dan kontrol ritme yang baik agar bunyi lonceng tetap indah dan tidak berantakan.
4. Makna Filosofis di Balik Gemerincing Lonceng
Dalam budaya Jawa, bunyi lonceng kaki dipercaya memiliki makna spiritual. Suaranya dianggap mampu mengusir energi negatif sekaligus membangkitkan semangat bagi penari maupun penonton. Selain itu, bunyi gemerincing juga melambangkan keteraturan dan keharmonisan hidup, karena setiap dentingnya bergerak seirama dengan gerak tubuh dan musik pengiring.
Lonceng kaki juga menjadi simbol identitas dan kebanggaan bagi penari Remo. Saat bunyi lonceng bergema di panggung, itu menandakan hadirnya kekuatan, keindahan, dan jiwa seni yang berpadu menjadi satu dalam setiap langkah.
Kesimpulan: Lonceng Kaki, Suara Jiwa dalam Setiap Langkah Tari Remo
Lonceng kaki bukan sekadar aksesori dalam Tari Remo — ia adalah jiwa yang menghidupkan setiap gerak dan hentakan. Suara gemerincingnya menggambarkan semangat, keberanian, dan keharmonisan, sekaligus menjadi pengiring yang tak tergantikan dalam setiap pertunjukan. Maka tak heran, ketika lonceng kaki berbunyi, penonton seolah terbawa ke dalam dunia magis penuh semangat dan kebanggaan budaya Jawa Timur.


0 $type={blogger}