“Rahasia di Balik Gemerincing Gelang Kaki! Mengungkap Properti Tari Remo yang Penuh Makna dan Keindahan”

by - 21 Oktober

1. Sekilas Tentang Tari Remo yang Mendunia

ideproperti.web.id - Tari Remo adalah salah satu tarian tradisional khas Jawa Timur yang dikenal karena gerakannya yang energik, gagah, dan penuh semangat. Awalnya, tarian ini dibawakan untuk menyambut para tamu kehormatan dalam pertunjukan Ludruk atau acara adat masyarakat Jawa Timur. Seiring perkembangan zaman, Tari Remo kini juga menjadi simbol penyambutan yang menggambarkan keberanian dan keramahan masyarakat Jawa Timur.

Namun, di balik setiap gerakan lincah penari Remo, terdapat beragam properti yang memiliki makna mendalam dan menjadi elemen penting dalam menampilkan keindahan serta karakter tarian ini.


2. Kostum Penari Remo: Simbol Keanggunan dan Keberanian

Kostum Tari Remo memiliki tampilan yang mencolok dengan warna-warna cerah seperti merah, kuning, atau hijau. Busana ini terdiri dari baju beludru berhias payet, selendang (sampur), dan ikat kepala (udheng).

  • Baju beludru melambangkan kemewahan dan semangat juang.

  • Selendang atau sampur berfungsi sebagai properti gerak, digunakan dalam berbagai gaya seperti melempar, memutar, atau mengibaskan sesuai irama musik.

  • Udheng menunjukkan identitas daerah Jawa Timur serta menambah kesan gagah pada penari pria.

Busana yang digunakan bukan sekadar hiasan, tetapi merupakan simbol kehormatan dan semangat bagi sang penari untuk menampilkan performa terbaik.


3. Gelang Kaki (Loncingan): Denting yang Menggetarkan Jiwa

Salah satu properti paling khas dari Tari Remo adalah gelang kaki berlonceng kecil atau yang disebut loncingan. Saat penari bergerak, lonceng-lonceng kecil ini menghasilkan bunyi gemerincing yang berpadu harmonis dengan irama gamelan.
Suara ini tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, tetapi juga menjadi penanda ketepatan ritme dan kekuatan gerak penari. Setiap hentakan kaki yang disertai bunyi gelang menciptakan kesan gagah dan dinamis, menjadikan Tari Remo semakin hidup dan memikat penonton.


4. Kain Batik dan Sabuk: Sentuhan Identitas Budaya Lokal

Selain baju beludru dan loncingan, penari Remo juga mengenakan kain batik khas Jawa Timur yang dililitkan di pinggang. Motif batik yang digunakan biasanya bermakna keberanian, keteguhan, dan kebijaksanaan.
Sementara sabuk atau stagen digunakan untuk mengencangkan busana sekaligus menambah kesan rapi dan kokoh. Kombinasi kain batik dan sabuk ini tidak hanya memperindah penampilan, tetapi juga mempertegas karakter penari yang tegas dan berwibawa.


5. Properti Pendukung Lain: Keris dan Selendang Sakti

Dalam beberapa versi pertunjukan, penari Remo juga membawa keris kecil yang diselipkan di pinggang sebagai simbol keberanian dan kesiapsiagaan seorang ksatria Jawa. Ada pula selendang sakti yang digunakan dalam gerakan tertentu untuk menonjolkan keluwesan sekaligus kekuatan gerak penari. Properti-properti ini menambah nilai estetika sekaligus memperkaya makna filosofis tarian Remo.


6. Makna Filosofis di Balik Properti Tari Remo

Setiap properti Tari Remo bukan hanya pelengkap visual, tetapi juga sarat dengan nilai budaya. Gelang kaki melambangkan semangat, busana beludru menggambarkan kemuliaan, sementara keris mencerminkan keberanian. Semua unsur ini berpadu untuk menampilkan sosok penari yang kuat, berani, dan penuh percaya diri — cerminan ideal masyarakat Jawa Timur yang tangguh dan berbudaya tinggi.


Kesimpulan

Properti Tari Remo tidak hanya mempercantik penampilan penari, tetapi juga menyampaikan pesan moral dan filosofi mendalam. Dari gemerincing gelang kaki hingga gagahnya busana beludru, semuanya memiliki makna yang mencerminkan jiwa seni dan semangat perjuangan masyarakat Jawa Timur.
Melalui pemahaman terhadap properti ini, kita dapat lebih menghargai keindahan serta kekayaan budaya Nusantara yang tiada duanya.

You May Also Like

0 $type={blogger}